Thursday, November 27, 2008

Tips Menghindari Pengambilan Keputusan yang Buruk
Oleh: Rinella Putri

(Vibiznews – Leadership) – Pemimpin atau manajer tentu ada kalanya mengambil keputusan yang salah. Keputusan yang salah ini berpotensi untuk berujung pada masalah atau kegagalan di kemudian hari. Oleh karena itu, setiap pemimpin harus bisa menghindari pengambilan keputusan yang buruk.

Mengapa terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan? Anda bisa melihat contoh-contoh perusahaan yang sudah berguguran ataupun nyaris bangkrut, diantaranya Lehman Brothers, Bear Stearns, Citigroup, General Motors dan sejumlah deretan nama ternama lainnya. Kegagalan mereka tak pelak lagi merupakan kesalahan dalam mengambil keputusan. Berikut ini adalah beberapa langkah yang harus dijalankan oleh pemimpin

Collect information
Pertama-tama, kumpulkan fakta dan informasi secara lengkap yang terkait dengan suatu permasalahan. Fakta dan informasi ini penting untuk menelaah akar permasalahan serta membantu dalam pengambilan keputusan. Fakta dan informasi ini bisa berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Dan yang paling penting, hanya kumpulkan fakta dan informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan saja.

Carefully analyze
Setelah mengumpulkan fakta dan informasi, maka pemimpin mulai menganalisa kemungkinan opsi pengambilan keputusan secara seksama. Pemimpin mulai menganalisa secara menyeluruh bagaimana manfaat yang muncul dari masing-masing opsi. Tidak hanya itu, pemimpin juga wajib untuk mengukur risiko yang bakalan muncul di kemudian hari berkaitan dengan keputusan. Manfaat dan risiko idealnya diukur bagi masing-masing stakeholder perusahaan. Sehingga keputusan yang diambil merupakan

Dalam banyak kasus, pengukuran risiko dari suatu keputusan adalah hal yang terlupakan. Contohnya banyak, antara lain perusahaan-perusahaan yang menjadi korban dalam krisis subprime mortgage. Semuanya disebabkan oleh kegagalan manajemen risiko.

Listen
Benarkah pemimpin merupakan orang yang paling tahu mengenai seluk beluk perusahaannya? Dalam beberapa kasus, kadang karyawan level bawah yang menjalankan operasional sehari-hari bahkan lebih tau mengenai seluk beluk pekerjaan teknis. Oleh karena itu, sebagai pemimpin, Anda harus lebih jeli dalam mendengarkan karyawan-karyawan Anda. Ciptakan interaksi yang baik dengan mereka, dan mereka akan membantu untuk menyampaikan apa yang perlu Anda dengarkan.

Seringkali pada awalnya masalah yang muncul skalanya kecil, namun karena ditelantarkan dan pemimpin tidak mendengarkan bawahan, masalahnya lama-lama semakin besar. Sehingga menjadikan masalah lebih sulit untuk diselesaikan.

Execution
Sebaik-baiknya suatu keputusan, maka akan menjadi keputusan yang buruk seandainya eksekusi kurang sempurna. Kunci dari keputusan yang bagus adalah eksekusi yang bagus. Keputusan harus dipastikan supaya terkomunikasi kepada seluruh pihak yang terkait dan diimplementasikan dengan baik. Oleh karena itu, keputusan juga harus dilanjutkan dengan follow-up mengenai bagaimana implementasinya di lapangan.

Ref : Leadership and Corp. Culture


Karakteristik Pemimpin Sukses
Oleh: Rinella Putri

(Vibiznews - Leadership) - Menurut Ken Blanchard di bukunya One Minute Manager, Leadership bukanlah sesuatu yang Anda lakukan kepada people, melainkan sesuatu yang Anda lakukan dengan people.

Pada event Asia HRD Congress yang diselenggarakan oleh PPM Manajemen dan SMR Group Malaysia, Khalidah Abdul Karim sebagai Director Corporate Services International Centre For Leadership In Finance yang berbasis di Kuala Lumpur, ia mengulas mengenai beberapa trait (karakteristik) yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang sukses. Berikut ini adalah ulasannya.

Terdapat beberapa karakteristik yang dimiliki oleh seorang pemimpin yang sukses, antara lain

1. They know their company
Pemimpin harus mengetahui seluk beluk mengenai bisnisnya secara mendetail. Selain itu, seorang pemimpin juga harus selalu mengikuti perkembangan trend terbaru. Sehingga, mereka menyadari jika ada peluang yang muncul.

2. They know where they want to take the company
Seorang pemimpin tentunya harus memiliki visi, yakni pandangan jauh ke depan mengenai kemana arah perusahaan. Selain itu, ia juga tentunya harus mampu mengartikulasikan visinya tersebut dengan bahasa yang jelas dan sederhana. Selanjutnya, pemimpin juga harus bisa mendisiplinkan proses untuk mengatur sumber daya dan memberdayakan karyawan untuk menjalankan visi perusahaan.

3. They manage the strategy
Strategi harus mempunyai ukuran tertentu (parameter). Jika Anda tidak bisa mengukur strategi, maka berarti Anda tidak bisa mengelolanya. Pemimpin harus terus fokus pada strateginya, dan terus melakukan evaluasi terhadap strategi tersebut.

Prioritas juga harus ditetapkan, supaya aktivitas yang penting dilakukan terlebih dulu. Kemudian seorang pemimpin tentunya juga harus mengetahui apa saja yang harus dilakukannya, atau mendelegasikan pekerjaannya kepada orang lain yang mampu.

4. Managing people
Mengelola orang adalah hal yang sangat penting bagi pemimpin. Poin-poin penting bagi pemimpin dalam mengelola karyawan antara lain adalah pemberdayaan karyawan, serta mengajarkan kepada mereka mengenai bagaimana menyelesaikan pekerjaaannya. Pemimpin juga harus mampu memotivasi karyawannya serta belajar untuk memberikan feedback yang positif.

Komunikasi juga menjadi salah satu kunci penting dalam mengelola karyawan. Seorang pemimpin harus tahu bagaimana cara berkomunikasi yang baik, dan ia juga harus mampu mengembangkan komunikasi di organisasi yang dipimpinnya.

Pemimpin harus punya Emotional Intelligence yang bagus, karena dalam memimpin, tentunya kemampuannya dalam mengidentifikasi, menggunakan, memahami dan mengelola emosi akan sangat bermanfaat.

5. Personal Strength
Personal strength adalah kekuatan pribadi dari masing-masing pemimpin. Beberapa personal strength yang idealnya dimiliki seorang pemimpin antara lain:

• Telling The Hard Truth: Sebuah bisnis tentunya mengalami siklus turun naik. Yang sulit bagi pemimpin adalah jujur mengkomunikasikan kondisi perusahaan ketika sedang turun kepada karyawannya. Menurut Nitin Nohria dalam buku Beyond The Hype; Rediscovering the Essence of Management, mengatasi hambatan yang terjadi sementara itu tetap menunjukkan kemampuan untuk terus maju merupakan ujian sejati sebuah kepemimpinan.

• Courage To Change: Seorang pemimpin harus berani untuk mengambil langkah perubahan

• The Role of Knowledge: Seperti yang dikemukakan John Kotter dari Harvard Business School, seorang pemimpin harus punya pemahaman yang cukup baik untuk dapat membuat strategi yang cerdas.

• Nature/Nurture: Menurut Nitin Nohria, salah satu karakteristik yang umum dari pemimpin adalah, mereka mau belajar dan mengelami perubahan dalam hidupnya.

• Willing to Take Risks: Seorang pemimpin mengambil risiko dan memperoleh manfaatnya.

Ref : Leadership and Corp. Culture


Karakteristik Seorang Growth Leader
Oleh: Rinella Putri

(Vibiznews – Leadership) – Seorang growth leader dibutuhkan oleh sebuah organisasi untuk berkembang dan mencapai organic growth. Bagaimana karakteristik yang dimiliki oleh seorang growth leader?

Sepanjang wawancara dan pengujian selama 3 tahun yang dilakukan Sean D. Carr, Jeanne M. Liedtka, Robert Rosen dan Robert Wiltbank, mereka menemukan karakteristik dan strategi yang diambil oleh seorang growth leader, yang mampu menjadi panduan dalam mengembangkan manajer dengan tipe tersebut dalam organisasi.

Kaya Pengalaman
Growth leader yang menjadi objek penelitian pada umumnya memiliki pengalaman yang bervariasi pada awal karir mereka. Pada saat itu, mereka memperoleh berbagai macam skill yang nantinya akan mampu membantu mereka dalam melakukan inisiatif growth.

Salah satu manajer dari industri kima, misalnya, bisa memberikan arah yang sama sekali baru di perusahaannya. Kesuksesannya bukan hanya berkat modal keberaniannya untuk mencoba, melainkan juga karena ia mengenal setiap sudut dari organisasinya. Ia sesungguhnya dilatih sebagai seorang insinyur, namun pernah bekerja pada hampir setiap fungsi organisasi, termasuk manufaktur, pemasaran, hingga R&D. Sehingga, ia bisa memicu growth organisasi dengan baik.

Begitu juga halnya dengan para CPA, certified public accountant, yang sesungguhnya tidak punya latar belakang mengenai inovasi. Namun, karena dalam perannya sehari-hari mereka berhubungan dengan berbagai klien, industri dan model bisnis, maka ini memberikan mereka pengetahuan dan kemampuan untuk mendeteksi peluang, menganalisa masalah dan mendapatkan solusinya.

Minimalisir Risiko
Umumnya, sebagian besar manajer mengambil pendekatan pada proyek baru melalui kalkulasi Return On Investment, seperti NPV, IRR, dan lainnya. Namun, growth leader cenderung untuk memulai pendekatan dengan mengestimasi tingkat kerugian yang bisa mereka terima. Sehingga, mereka hanya akan mengambil peluang menarik tanpa berinvestasi lebih banyak dari kerugian yang bisa mereka tanggung.

Tidak Hanya Mengandalkan Data
Kesuksesan growth leader kuncinya bukan hanya dari data riset pasar saja, melainkan eksplorasi langsung dalam hal kebutuhan pelanggan. Manajer-manajer dalam penelitian tersebut umumnya punya pengetahuan mendetail mengenai masing-masing pelanggannya, tidak hanya mengandalkan hasil riset pasar belaka.

Bagaimana hal ini bisa dicapai? Rupanya dialog dan interaksi dengan pelanggan memungkinkan perusahaan untuk melihat peluang-peluang baru yang sebelumnya tidak teridentifikasi. Sehingga, ini mendorong inisiatif perusahaan untuk mengajarkan karyawannya untuk memperoleh insight dari pelanggan melalui interaksi di toko.

Idealis
Para growth leader mengkombinasikan dua hal yang sepertinya bertentangan, yakni: menjadikan orang bertanggungjawab terhadap hasil secara mutlak, dan menghimpun semangat untuk menciptakan sesuatu yang besar bersama-sama. Selain itu, mereka hanya mau merekrut staf dengan skill yang diperlukan saja. Seringkali efektivitas tim diperoleh melalui memindahkan orang ke posisi yang lebih optimal, serta mencopot orang yang tidak sesuai ataupun tidak punya kapabilitas yang dibutuhkan.

Kemudian, bagaimana supaya organisasi bisa memilih pemimpin dengan potensi growth yang bagus? Seorang psikolog asal Stanford, Carol Dweck percaya bahwa ada pada bagaimana orang memandang intelijensia dan bakat. Menurutnya, mereka yang terlahir pandai cenderung untuk melakukan pendekatan yang disebutnya ‘fixed mind set’, sehingga mereka sangat berusaha untuk tidak melakukan kesalahan. Sementara itu, sebaliknya, mereka dengan growth mind-set percaya bahwa kemampuan orang bisa berkembang seiring dengan waktu, dimana mereka berjuang dan belajar dari kesalahan yang mereka buat.

Ref : Leadership and Corp. Culture